Semula membatik hanya
dilakukan di sela kesibukan sehari - hari warga sebagai buruh dan
petani sehingga tidak ada target. Namun berbekal niat meneruskan warisan
nenek moyang, kini semua itu berubah. Pola pekerjaan sampingan pun
beralih menjadi pekerjaan utama yang dipadu dengan keahlian yang
dimiliki. Sejumlah perajin mengaku mendapatkan penghasilan lebih tinggi
dari produksi batik yang dikerjakannya. Perajin juga memproduksi baju, gamis, kulot, baju anak hingga baju pria dan kini batik Pamekasan tak hanya diminati di dalam negeri, wisatawan mancanegara pun mulai mengoleksinya.
Batik Pamekasan dikenal banyak orang dengan berbagai cara. Diantaranya, turis asing yang berkesempatan datang ke Madura. Atau sejumlah pedagang yang dengan jaringan sesama pedagang yang kemudian mengenalkan produk lokal khas Madura itu
ke luar negeri. Selebihnya, keberadaan batik Pamekasan menyebar lewat
cerita, dari mulut ke mulut hingga ke mancanegara. Pangsa pasar yang
mulai terbuka dimanfaatkan betul oleh Pemerintahan Kabupaten
Pamekasan. Lewat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri,
Pemkab meluncurkan bantuan modal kepada Usaha Mikro Kecil dan menengah.
Kucuran dana ini diharapkan mengangkat potensi lokal kerajinan batik.
Pemkab juga membentuk kelompok - kelompok sentra pengrajin. Sehingga
Pemkab nisa menyalurkan bantuan lewat kredit lunak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar